twitter
rss


Mempunyai anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Ada sebagian orang yang mudah untuk mendapatkan keturunan dan ada sebagian lagi yang harus dengan perjuangan.  Ketika pasangan suami istri sudah diberikan seorang anak, tentunya menginginkan anak yang sehat baik secara fisik maupun mental. Namun terkadang Tuhan berkehendak lain. Ada beberapa orang tua istimewa yang diberikan anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Pada awalnya, setiap orang tua yang memiliki anak bermasalah atau berkebutuhan khusus akan bereaksi tidak percaya, shock, sedih, kecewa, merasa bersalah, marah dan menolak. Tidak mudah bagi orangtua yang anaknya berkebutuhan khusus untuk mengalami fase ini, sebelum akhirnya sampai pada tahap penerimaan (acceptance). Ada masa orangtua merenung dan tidak mengetahui tindakan tepat apa yang harus diperbuat. Tidak sedikit orangtua yang kemudian memilih tidak terbuka mengenai keadaan anaknya kepada teman, tetangga bahkan keluarga dekat sekalipun, kecuali pada dokter yang menangani anaknya tersebut.

Penerimaan orangtua sangat mempengaruhi perkembangan ABK dikemudian hari. Sikap orangtua yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa anaknya memiliki “gangguan” akan sangat buruk dampaknya, karena hal tersebut hanya akan membuat anak merasa tidak dimengerti dan tidak diterima apa adanya serta dapat menimbulkan penolakan dari anak dan lalu termanisfestasi dalam bentuk perilaku yang tidak diinginkan. Bagaimanapun ABK tetaplah seorang anak yang membutuhkan kasih sayang, perhatian dan cinta dari orangtua, saudara dan keluarganya.

Bentuk penerimaan orangtua dalam penanganan ABK adalah dengan mema- hami keadaan anak apa adanya; memahami kebiasaan-kebiasaan anak; menyadari apa yang sudah bisa dan belum bisa dilakukan anak; membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan di masa depan dan mengupayakan alternatif penanganan sesuai dengan kebutuhan anak.

Pentingnya penerimaaan orangtua terhadap anak ABK dalam proses terapi akan sangat menentukan kemajuan proses terapinya. Adapun bentuk peran serta orangtua dalam terapi anak ABK sangat beragam, dari mulai mengantar ke tempat terapi, melakukan pendampingan secara intensif, melakukan pengecekan kepada terapis, mencari informasi-informasi baru untuk menambah wawasan sehingga dapat mela- kukan terapi dirumah, melakukan evaluasi secara periodik (harian, mingguan, bulanan), mengikuti perkumpulan orang tua anak ABK, serta selalu mengikuti perkembangan anak.

Terapi yang diberikan kepada setiap anak ABK memang akan lebih efektif apabila melibatkan peran serta orangtua secara aktif. Tujuannya agar setiap orang- tua merasa memiliki andil atas kemajuan yang dicapai oleh anak  mereka dalam setiap fase terapi. Dengan kata  lain, orangtua tidak hanya memasrahkan perbaikan anak mereka kepada para ahli atau terapis tetapi juga turut menentukan tingkat perbaikan yang perlu dicapai oleh anak. Dengan  demikian, akan terbentuk suatu ikatan emosional yang lebih kuat antara orangtua dan anaknya dan hal ini diharapkan akan mendukung perkembangan  emosional dan mental anak menjadi lebih baik dari sebelumnya.



*silahkan share artikel ini untuk berbagi wawasan baru dengan yang lain.

(TCAP/AS/III/19)

0 comments :