twitter
rss


 
Perilaku anak yang hiperaktif dan memiliki atensi yang sangat minim atau yang lebih dikenal dengan Attention Deficit Hyperactive Disorders atau ADHD seringkali diabaikan dan dianggap sebagai perilaku yang memang umum terjadi pada anak-anak. Padahal kenyataannya, ini merupakan gangguan psikologis yang membutuhkan terapi.
dr Dharmawan A. Purnama, SpKJ menuturkan “Jika ADHD tidak diberikan terapi dan cenderung malah diabaikan, ini akan berlanjut menjadi sifat psikopatik. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sekitar 50-60 persen ADHD saat anak bisa berlanjut sampai dewasa. ADHD saat dewasa ini akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang didiamkan dan dianggap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian.  Akibat dari ADHD yang diabaikan,  efeknya dapat dirasakan oleh orang lain. Dalam hal ini lingkungan sekitar si anak. Kalau efeknya bagi diri sendiri bisa terjadi kecelakaan berulang, bisa bermasalah dengan drug abuse, penggunaan narkoba, adiksi seksual dan pengangguran".
Umumnya  anak ADHD bila punya ide, lalu memaksakan idenya dan melakukan tanpa pikir panjang. Semua dilakukan sesuka hatinya tanpa ada aturan bahkan peraturan pun dilanggar. Beberapa kriteria psikopat yaitu tidak punya empati dan suka melanggar aturan. Jika hal ini menjadi “habit” tentunya akan sangat merugikan. Oleh sebab itu anak dengan ADHD sangat perlu untuk segera diterapi karena dengan diterapi anak akan dilatih agar dapat mengendalikan ADHD-nya.
Psikopatik itu tak selalu tentang kekerasan atau pembunuhan seperti yang banyak dibicarakan orang-orang, perilaku-perilaku yang tidak punya empati, tidak peduli aturan termasuk dalam psikopatik. 


sumber : detikhealth
(as/tcap/II/17)