Perilaku
anak yang hiperaktif dan memiliki atensi yang sangat minim atau yang lebih
dikenal dengan Attention Deficit Hyperactive Disorders atau ADHD seringkali
diabaikan dan dianggap sebagai perilaku yang memang umum terjadi pada
anak-anak. Padahal kenyataannya, ini merupakan gangguan psikologis yang
membutuhkan terapi.
dr
Dharmawan A. Purnama, SpKJ menuturkan “Jika ADHD tidak diberikan terapi dan
cenderung malah diabaikan, ini akan berlanjut menjadi sifat psikopatik. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa sekitar 50-60 persen ADHD saat anak bisa berlanjut
sampai dewasa. ADHD saat dewasa ini akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang
didiamkan dan dianggap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian. Akibat dari ADHD yang diabaikan, efeknya dapat dirasakan oleh orang lain. Dalam
hal ini lingkungan sekitar si anak. Kalau efeknya bagi diri sendiri bisa
terjadi kecelakaan berulang, bisa bermasalah dengan drug abuse, penggunaan
narkoba, adiksi seksual dan pengangguran".
Umumnya
anak ADHD bila punya ide, lalu
memaksakan idenya dan melakukan tanpa pikir panjang. Semua dilakukan sesuka
hatinya tanpa ada aturan bahkan peraturan pun dilanggar. Beberapa kriteria
psikopat yaitu tidak punya empati dan suka melanggar aturan. Jika hal ini
menjadi “habit” tentunya akan sangat merugikan. Oleh sebab itu anak dengan ADHD
sangat perlu untuk segera diterapi karena dengan diterapi anak akan dilatih
agar dapat mengendalikan ADHD-nya.
Psikopatik
itu tak selalu tentang kekerasan atau pembunuhan seperti yang banyak
dibicarakan orang-orang, perilaku-perilaku yang tidak punya empati, tidak
peduli aturan termasuk dalam psikopatik.
sumber : detikhealth
(as/tcap/II/17)