Setiap orang
tua pasti mendambakan perkembangan dan pertumbuhan anaknya yang sempurna. Namun
demikian, sering terjadi keadaan dimana anak memperlihatkan masalah dalam
perkembangan sejak usia dini. Seperti autism, delay speech, down sindrom, Asperger,
pdd-nos, dan istilah-istilah lainnya.
Ketika anak telah terdiagnosa salah satu jenis gangguan tersebut di
atas, tentunya reaksi pertama orangtua adalah tidak percaya, shock, sedih, kecewa, merasa bersalah,
marah dan menolak. Tidak mudah bagi orangtua yang anaknya mengalami gangguan
perkembangan tersebut untuk mengalami fase ini, sebelum akhirnya sampai pada
tahap penerimaan (acceptance). Ada masa
orangtua merenung dan tidak mengetahui tindakan tepat apa yang harus diperbuat.
Tidak sedikit orangtua yang kemudian memilih tidak terbuka mengenai keadaan
anaknya kepada teman, tetangga bahkan keluarga dekat sekalipun, kecuali pada
dokter yang menangani anaknya tersebut.
Penerimaan
orangtua sangat mempengaruhi perkembangan anak dengan gangguan dikemudian hari.
Sikap orangtua yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa anaknya memiliki
gangguan akan sangat buruk dampaknya, karena hal tersebut hanya akan membuat
anak merasa tidak dimengerti dan tidak diterima apa adanya serta dapat menimbulkan
penolakan dari anak (resentment) dan
lalu termanisfestasi dalam bentuk perilaku yang tidak diinginkan. Orang tua
yang sudah dapat menerima gangguan perkembangan anaknya, dipastikan akan
memberikan penanganan segera seperti menjalankan terapi yang dibutuhkan.
Umumnya di beberapa klinik tumbuh kembang, intensitas terapi yang disarankan 2
x dalam seminggu tergantung dari tingkat gangguan si anak. Intensitas terapi
yang telah ditentukan ini tidak akan efektif jika tanpa peranan orang tua di
rumah. Menururt Sutadi, Bawazir dan
Tanjung dalam buku Penatalaksanakan Holistik Autisme (2003) dikatakan bahwa secara
umum ada 5 faktor yang menentukan keberhasilan terapi, yaitu : usia anak saat
pertama kali ditangani secara benar dan teratur, intensitas terapi minimal 6
jam sehari atau 40 jam seminggu, berat ringannya derajat kelainan, IQ anak dan
keutuhan pusat bahasa atau bicara diotak anak. Dari kelima faktor ini, 2 faktor
yang pertama yang bersifat controllable artinya
dapat diatur dan dikendalikan oleh para orangtua, sedangkan ketiga faktor yang
lain berada diluar kendali orangtua. Selain itu orang tua juga harus dapat
menjauhkan anak dari pengaruh televisi, gadget dan dwibahasa.
#dikutip dari berbagai sumber. (AS/TCAP/VII/17)